Croissant
Hari kedua sebagai solo tarveller aku jalanin dengan menghubungi temanku dari berbagai generasi, cieilah generasi. Nggak taulah namanya soalnya teman dekat dari zaman sekolah di rumah, kuliah dan kerja di metro. Ada yuyun, tania sama nisa.
Kita putuskan untuk ke ragunan, aku mau aja soalnya aku belum pernah kesana. Pas jalan ke ragunan yang sampai duluan Tania dan Nisa karena tempat tinggal mereka paling deket sama ragunan. Tapi, mereka belum kenal jadi daripada mereka gabut satu sama lain akhirnya kukenalkan mereka dengan cara lewat kontak wa masing-masing.
Akhirnya kita jalan berempat, senang sekali rasanya bisa jalan dengan mereka bertiga. Mereka bertiga kenalku dengan masa yang berbeda dan tentu dengan tingkat pertumbuhan ku berbeda, jika ditanya satu-satu pasti jawaban mereka tentangku berbeda. Waktu jalan aku bilang sama mereka abis ini kalian main bareng aja tanpa aku nanti grupnya tak namain ikatan teman melin, aku bisa ngomong gitu karena ada pembicaraan tania yang mau ngajak nisa sepedaan.
Dari satu tempat hewan ke tempat hewan lainnya kita jalan-jalan, definisi jalan-jalan yang jalan pasalnya kakiku sampe panas dan aku sampe menghabiskan 3 botol minum air manis dan 1 botol air mineral. Topi, baju dan jilbabku sampe basah sangking berkeringatnya. Dan lucunya dalaman jilbabku hilang, bisa-bisanya aku tidak menyadari hal itu, sungguh terlalu wkwkwk.
Oiya selain keragunan kita juga ke monas, patung pancoran dan pusnas. Di pusnas ada kejadian lucu, aku kan pengennya kelantai paling atas lantai 24 temen-temenku nurutin tapi sebelumnya kita shalat dulu. Setelah shalat baru kita otw eh ternyata setelah sampai di lantai 24 udah tutup karena weekend jam 16.00 tutup, terus kata Tania eh tadi kenapa kita shalat dulu apa nggak langsung ke lantai 24 terus aku bilang mungkin hikmahnya kita disuruh untuk mendahulukan panggilan Tuhan, sebagai penenang. Terus yuyun bilang tadi sudah kubilang kita ke lantai 12, terus aku menyahuti emang iya ya aku nggak denger. Tapi ya sudahlah artinya belum takdir untuk masuk ke ruang baca dan foto jakarta dari lantai 24 pusnas.
Perihal akses untuk kemana-mana mendapat akses informasi dan pengetahuan serta koneksi lebih banyak jujur aku iri dengan teman-temanku yang tinggal di jakarta karena dengan tinggal disitu untuk mendapatkan itu peluangnya lebih besar. Sepanjang perjalanan pindah dari satu tempat wisata ke tempat wisata yang lain aku mengamati berbagai kesibukan orang-orang, amat sibuk dengan tujuannya masing-masing. Ini yang membuat aku berpikir lebih dalam untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya.
Ah, jakarta selalu memberi warna dan cerita dari pertama kali aku mengunjunginya di tahun 2019 dan kemarin aku datang kembali ternyata ia menarik untuk dijadikan tempat belajar tapi untuk dijadikan tempat tinggal masih kupikirkan berkali-kali.
Oiya, croissant sebagai judul tulisan ini dibelikan oleh yuyun sebagain sarapan sebelum kami memutari jakarta. Sebenernya aku belum puas keliling jakarta tapi waktu dan tenaga juga terbatas, mungkin dilain waktu aku akan datang lagi tapi entah kapan. Kata yuyun juga nggak cukup waktu 1 hari untuk keliling jakarta.
Tantangan menulis hari kedua di edisi solo traveller dari si pemberi susu stroberi tuntas ya, walau rada telat hehehehehe.
Komentar
Posting Komentar