Nasgor Jomblo
Yuk, langsung ke resep aja.
Bahan-bahan
2 siung bawang putih
3 siung bawang merah
7 butir cabe
½ sendok teh garem halus
½ sendok teh penyedap rasa
3 sendok kecap manis
1 butir telur
3 Sendok makan minyak goreng
1 piring nasi
Cara Membuat
Pertama, kocok telor dan goreng (sisakan sedikit untuk campuran bumbu) kemudian cabe, garem dan bawang-bawangan diuleg sampai halus.
Kedua panaskan minyak, setelah panas masukan bahan-bahan yang udah di uleg.
Ketiga, masukan sedikit sisa telor kedalam tumisan bumbu tumis sampai mengeluarkan aroma harus (menandakan jika bumbu sudah matang).
Setelah itu masukan nasi dan kecap, diaduk dan dioseng sampe tercampur rata sekitat kurang lebih 5 menit.
Kemudian angkat nasi goreng dan tambahkan toping telur dan toping lainnya sesuai selera.
Nasi goreng kali ini dibuat tanpa ada perencanaan alias dadakan diminta oleh seseorang yang menurutku patut diapresiasi, ada yang bisa nebak siapa? bukan doi lo yaa. Aku kasih tau aja, iya dia. Dia adek tingkatku di organisasi yang selama ini tempat aku menempa dan ditempa. Jujur, aku belum mengenal secara dalam karakter dan kepribadian adekku ini tapi karena aku pernah merasakan di tempat yang sama maka kuturuti permintaannya, salah satu alasannya karena pada saat itu dia pintar membuat ku tersanjung dan terkesima. Itu kronologi kejadiannya.
Kalau filosofi dari namanya, kusebut nasgor jomblo karena porsi nya hanya mengenyangkan untuk diri sendiri. Sesederhana itu, tidak usah mikir yang aneh-aneh.
Kemudian dari segi kronologis atau sisi lainnya, nasi goreng ini ibarat pemberian amanah atau sebut saja jabatan. Amanah atau jabatan ternyata bisa menghantarkan seseorang ketingkat percaya diri lebih tinggi. Kenapa? karena orang yang diberi amanah merasa dirinya dipercaya mampu melakukan sesuatu dan kebanyakan orang jika ia niat serta sungguh-sungguh dia akan mempertanggung jawabkan nya dan setelah selesai maka ia akan merasa lebih berguna sekecil apapun itu baik itu terlihat atau tidak, dalam sisi psikologisku menimbulkan rasa puas tersendiri apalagi jika diapresiasi. Diapresiasi bukan berarti pamrih tapi memang hakikatnya manusia dalam hal tertentu membutuhkan itu baik itu melalui ucapan, tindakan atau hal lainnya. Itu filosofinya.
Kadang, begitulah caraku mengungkapkan cinta.
Dari segi makna, yang kupelajari apapun amanah yang diberikan selama masih dalam koridor benar dan baik maka lakukanlah dan tanggung jawablah karena kepercayaan seseorang itu mahal. Satu lagi, selagi masih muda apalagi mahasiswa banyaklah melakukan aktivitas yang berdampak positif karena hal itu akan sangat berguna walau bukan sekarang.
Nasgor keluarga geh
BalasHapusMasih menunggu kepastian geh
BalasHapusSepertinya enak
BalasHapusIyaaa dong, hehehe
BalasHapus